Rabu, 21 Juli 2010

RASULULLAH DAN SEORANG PENGEMIS YAHUDI BUTA



Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, "Jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya."

Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah saw mendatanginya dengan membawakan makanan. Tanpa berucap sepatah kata pun, Rasulullah menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu, sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah Muhammad—orang yang selalu ia caci maki dan sumpah serapahi.

Rasulullah saw melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah saw praktis tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari Abubakar berkunjung ke rumah anaknya Aisyah, yan g tidak lain tidak bukan merupakan istri Rasulullah. Ia bertanya kepada anaknya itu, "Anakku, adakah kebiasaan Rasulullah yang belum aku kerjakan?"

Aisyah menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja."

“Apakah Itu?" tanya Abubakar penasaran. Ia kaget juga karena merasa sudah mengetahui bagaimana kebiasaan Rasulullah semasa hidupnya.

"Setiap pagi Rasulullah selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana," kata Aisyah.

Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, "Siapakah kamu ?"

Abubakar menjawab, "Aku orang yang biasa."

"Bukan! Engkau bukan ora ng yang biasa mendatangiku," bantah si pengemis buta itu dengan ketus "Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku."

Abubakar tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah saw."

Seketika itu juga kaget pengemis itu. Ia pun menangis mendengar penjelasan Abubakar, dan kemudian berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun. Ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... " Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar saat itu juga dan sejak hari itu menjadi Muslim. (sa/ts-rnjmt)



Photobucket

Selasa, 20 Juli 2010

Keutamaan Shalawat atas Nabi


Diriwayatkan bahwa Rasulallah saw bersabda,
“Disaat aku tiba di langit di malam Isra’ Miraj, aku melihat satu malaikat memiliki 1000 tangan, di setiap tangan ada 1000 jari. Aku melihatnya menghitung jarinya satu persatu. Aku bertanya kepada Jibril as, pendampingku,
‘Siapa gerangan malaikat itu, dan apa tugasnya?.’

Jibril berkata,
Sesungguhnya dia adalah malaikat yang diberi tugas untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi.’

Rasulallah saw bertanya kepada malaikat tadi,
‘Apakah kamu tahu berapa bilangan tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi sejak diciptakan Adam as?.’

Malaikat itupun berkata,
‘Wahai Rasulallah saw, demi yang telah mengutusmu dengan hak (kebenaran), sesungguhnya aku mengetahui semua jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi dari mulai diciptakan Adam as sampai sekarang ini, begitu pula aku mengetahui jumlah tetetas yang turun ke laut, ke darat, ke hutan rimba, ke gunung-gunung, ke lembah-lembah, ke sungai-sungai, ke sawah-sawah dan ke tempat yang tidak diketahui manusia.’

Mendengar uraian malaikat tadi, Rasuluallah saw sangat takjub dan bangga atas kecerdasannya dalam menghitung tetesan air hujan. Kemudian malaikat tadi berkata kepada beliau,
‘Wahai Rasulallah saw, walaupun aku memiliki seribu tangan dan sejuta jari dan diberikan kepandaian dan keulungan untuk menghitung tetesan air hujan yang yang turun dari langit ke bumi, tapi aku memiliki kekurangan dan kelemahan.’

Rasulallah saw pun bertanya,

‘Apa kekurangan dan kelemahan kamu?.’

Malaikat itupun menjawab,

‘Kekurangan dan kelemahanku, wahai Rasulallah, jika umatmu berkumpul di satu tempat, mereka menyebut namamu lalu bershalawat atasmu, pada saat itu aku tidak bisa menghitung berapa banyaknya pahala yang diberikan Allah kepada mereka atas shalawat yang mereka ucapkan atas dirimu.’ “

Allahuma shalli a’la sayyidina Muhammadin wa a’la alihi wa shahbihi wa sallim

Kamis, 14 Januari 2010

Mari Bicara Tentang Cinta...

Cinta adalah sebuah kata yg mungkin mudah untuk diucapkan namun sulit didefinisikan dengan benar,sebagian orang berpendapat bahwa ketika cinta itu didefinisikan, maka keterangan2 pada dasarnya bukanlah tentang cinta itu sendiri.
Ketika seseorang ditanya,apa itu cinta???dia hanya menjawab: “Kau akan menyaksikannya hari ini,lusa atw besok”..lalu yang terljadi kemudian, hari ini lehernya dipenggal,besok jasadnya digantung dan lusa abunya ditebarkan,yg berarti cinta adalah kematian,demikian kita mendengar dari sosok majnun sang pecinta laila,,Cinta baginya tidak lain merupakan kegilaan,itulah sebabnya ia disebut “Majnun’,Atau Sang GILA..

Begitu pun Dalam kisah Romeo dan Juliet, cinta dalam kisah ini dilukiskan sebagai kehidupan.Cinta adalah sesuatu yang mampu memberi sayap sayap hidup sehingga menumbuhkan kembali unggas yang sudah mati akibat tertekan.Demikianlah cinta adalah sesuatu kata yang melahirkan keterangan yang berbeda ketika dicoba untuk dimakna, iCinta seolah menjadi kata yang tidak dapat didefinisikan dalam makna sejatinya.Semua ekspresi tentang cinta hanyalah berupa penampilan Zahir atau fisik yang muncul dari suatu tekanan yang dipaksa untuk dimaknai.

Akan tetapi,sering kali kita berkata tentang cinta.Begitu mudahnya kita mengucap dan mengobral kata cinta.Bahkan,setiap orang mengakui adanya cinta dalam dirinya: Pecinta mencintai kekasihnya,suami mencintai istrinya,Orang tua mencinta anaknya Dll.Cinta sesungguhnya merupakan hal yg niscaya pada manusia.Bahkan,cinta telah menjadi suatu kekuatan individu yang mampu mengubah segalanya.Dengan cinta,Manusia terdorong untuk berbuat sesuatu yang positif yang dalam keadaan biasa boleh jadi dia tidak dapat melakukan nya.Tapi dengan cinta pula manusia terdorong untuk berbuat sesuatu yang negative,sehingga cinta telah menjadi sumber bagi terciptanya perilaku.

Disini pangkal permasalahannya..!!

Jika cinta hanya mengacu orang untuk berbuat kebajikan,tentu tidak ada persoalan,Namun jeleknya cinta juga bias menggiringmanusia kearah keburukan.Disamping cinta dapat menyebabkan seseorang untuk melakukan perbuatan terpuji,juga dapat menyebabkan seseorang untuk bertindak keji.Bahkan dorongan kearah keburukan ini sering kali dirasa lebih kuat dibanding kearah kebaikan,lantaran jalan yang terhampar lebih luas dan lebih mudah untuk dilalui,serta biasanya menjanjikan kenikmatan sensual.

Dalam islam,kita meyakini bahwa cinta yg dapat mengarahkan orang kepada kebaikan adalah Cinta kepada Sang pencipta yaitu Allah.Sementara cinta yang tidak ditujukan kepada atau bukan karna allah,pastilah dapat mendatangkan keburukan.Cinta terhadap dunia semata akan mengakibatkan pengaruh yang buruk yg ditimbulkannya,sebagian ulama menganggap dunia merupakan symbol dari keburukan.Dunia merupakan Antitesis dari akhirat.Imam al-ghazali mengibaratkan dunia dan akhirat ibarat timur dan barat, jika seseorang cenderung pada salah satunya,ia akan menjauh dari lainnya,Dunia dan akhirat juga diumpamakan sebagai dua wanita yang dimadu,jika dia cenderung kepada salah satunya,maka yang lainnya akan kecewa.
Dapatnya dunia dianggap sebagai symbol keburukan ini tidak terlepas dari fakta bahwa dunia menyimpan banyak hal yang dapat menjerumuskan orang kedalam kelalaian,kemasiatan dan dosa. Didalam Al-quran Allah berfirman:

“Ketahuilah,bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanya permainan dan suatu yang melalaikan,perhiasan dan bermegah megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak,seperti hujan yang tanam tanaman nya mengagumkan para petani,kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya berwarna kuning,kemudian menjadi hancur.Dan di akhirat (Nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya.Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”(Q.S.57:20).

Kalau kita lihat secara gamblang ayat ini, Allah memberitahukan kepada kita bahwa kehidupan ini dan kenikmatan tipu dayanya dapat dengan mudah menjerumuskan manusia kearah keburukan sehingga melalaikan manusia dari beribadah kepadaNya,dan kepadaNya lah sgala amal perbuatan dikembalikan , lalu bagaimana kita dapat mencintai dunia?? sedangkan tipu dayanya bgitu kuat, Namun Bukankah cinta adalah hal yang sangat alami terjadi pada manusia,dan merupakan kodrat kemanusiaan yang dianugrahkan oleh Ilahi?? Bukankah kita mencintai istri-istri kita,keluarga kita,orang tua kita, harta benda kita yang smuanya itu merupakan bagian dari kehidupan Dunia??
Jawabannya adalah sederhana, Selalu mengaitkan segala bentuk kencintaan kita terhadap sesuatu hanya untuk mengharap keridhoan Allah, namun tentunya bentuk Cinta itu sendiri harus dilandasi dengan Syariat yang diperbolehkan, jangan sampai kita mencintai sesuatu yang dibenci Allah tetapi kita berniat mencari keridhoan Allah, ya tentunya pasti ditolak oleh Allah...
Namun terkadang kita lupa akan hakikat itu semua,kita terlalu asik berkubang dengan masalah dunia dan tipu dayanya,sehingga masalah akhirat dan kecintaan kita kepada allah kita kesampingkan begitu saja,mungkin karna lupa, lalai atau kita tak mau peduli dan mengacuhkan smua tanda tanda dan peringatan yang sudah ada jg terlalu tenggelam dalam tipu daya dunia.Namun semua belum telambat untuk disadari “untuk apa kita hidup;’’dan bagaimanakah seharusnya kita hidup’’,Mencintai dunia dengan segala kekurangannya atw mengabdi kepada sang Pencipta dengan segala perintahnya sehingga kita bukan termasuk orang2 yang menduakan Allah dengan cinta kepada dunia,ingatlah bahwa kita akan kembali kepada Allah dan kepadanya jualah kita akan mempertanggung jawabkan segala amal perbuatan kita kelak. Wassalam..