Rabu, 21 Maret 2012

Dialog Anak-ayam dengan Induknya (1)


Suatu hari menjelang Maghrib di kehidupan para binatang, ada seekor Induk Ayam sedang sibuk menggiring masuk anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Seekor Anak Ayam pun merasa kesal karena sedang asik bermain, sang Induk menyuruhnya untuk masuk ke dalam kandang. Terjadilah dialog antara Anak dan Induk Ayam ketika salah-satu Anak Ayam ngedumel sambil mengkritik induknya.

“Bu, kenapa sih aku gak boleh main malam-malam? Temanku saja si Kampret dibolehkan sama Ibunya, Ibu otoriter sama anak-anaknya. Ini gak boleh, itu gak oleh… cik… cik… cik… (dengan nada sedikit kesal).

“Anakku, kamu kan bukan kampret, mereka kan bisa terbang untuk menghindari para pemangsa, sedang kamu gak bisa terbang tuk menjaga diri. Ibu kawatir sama kamu, ibu takut nanti kamu diterkam oleh Kucing dan Musang.” jawab sang induk..

 “Tapi Manusia saja yang gak punya sayap banyak juga kok yang keluar malam-malam…?”

“Kan mereka juga harus bekerja mencari rezeki dan mencari ilmu, tapi ada juga yang nakal hanya sekedar menghabiskan waktu dengan sia-sia, harusnya kamu bangga menjadi seekor Ayam, Nak…”

“Cik…cik, kenapa aku harus bangga Bu…?”

“Iya, itu tandanya Ayam lebih pintar daripada Manusia yang nakal.”

“cik…cik…? Bukankah mereka mahluk yang paling sempurna yang diciptakan Allah Buu..?”

“Iya, mereka memang mahluk yang lebih sempurna dari kita, tapi terkadang mereka ada juga yang suka lalai dan kurang bersyukur sama Allah, kita jangan sampai seperti mereka dan lalai dari amanat yang diberikan, sore-sore kita harus tidur, karena pagi sekali kita harus berdoa dan membangunkan manusia untuk sholat tahajud dan Subuh, sedangkan sebagian manusia malam-malam masih ada yang suka keluyuran, subuh-subuh baru pulang ke rumah dan langsung tidur, mereka lupa tuk beribadah kepada Allah…”

“Oh gitu ya Buu…tapi kenapa Orang-tua mereka tidak melarangnya…?”

 “Mungkin Anaknya saja yang nakal dan Ibunya terlalu percaya sama anak-anaknya, juga mungkin kurang pengawasan, Ibunya tak tahu di luar sana sangat berbahaya untuk mereka, di luar sana banyak Kucing pala belang dan Iblis yang siap menerkam…pok…pok…pok…kokk.”

“Oh…tapi aku baru tahu kalau Kucing itu bisa mengganggu Manusia juga, bukankah tubuh Manusia lebih besar daripada Kucing…?” tanya sang anak seakan tak ada habisnya tuk menghilangkan rasa penasarannya..

“Maksud Ibu, Kucing pala belang itu masih dari golongan Manusia juga, itu hanya perumpamaan untuk Manusia yang suka mengganggu wanita, Nak…”

“Oh aku baru tau, tapi kan tergantung dari Manusianya Buu, mungkin saja mereka kan bisa menjaga diri…”

“Iya memang, mereka ada juga yang bisa menjaga dirinya, tetapi terkadang Iblis suka sekali menggoda dan membujuk Manusia agar manusia terjerumus berbuat maksiat, dosa itu terjadi bukan saja karna niat dari pelakunya lho, tetapi juga karena ada kesempatan, lalu saat itulah Iblis membujuk Manusia…hmm…pok…pok…pok.”

“Cik…cik…Ibu seperti bang Napi saja, yang ada di kotak berwarna (TV) di kandang-kandang Manusia itu lho Buu, hihihi…”

“Bang Napi itu siapa nak…?”

“Bang Napi itu manusia yang suka aku lihat di kotak berwarna di kandang-kandang Manusia, bang Napi sering cerita tentang ayam lho bu, Ayam Kampus sama Ayam jalanan.”

“Oh itu maksudnya bukan Ayam Nak, itu Manusia yang nakal mengatasnakan jenis kita, mereka lalai dan lupa diri, mereka suka berbuat nakal di kampus dan di jalan-jalan karna tidak mau menuruti apa kata Orang-tuanya. Maka itu kamu sebelum maghrib jangan suka keluyuran yah sayang, dengarkan kata Ibu, biar kamu tidak seperti Ayam Kampus dan Ayam Jalanan yang nakal…”

“Oh iya ya Bu, aku gak mau seperti mereka, aku janji gak nakal lagi deh, berarti aku harus bangga ya Bu menjadi Ayam…?Kalau begitu maafkan aku ya Bu sudah salah menilai Ibu keras sama aku…”

“Iya gak apa-apa kok nak, ibu gak marah, alhamdulillah kamu sudah mengerti, anakku yang cantik dan baik sudah makin pintar saja, Ibu sayang sama kamu nak…”

“Iya Bu, aku juga sayang sama Ibu. Alhamdulillah ya Bu, sesuatu…hihihi…cik..cik.”

“Iya yah sesuatu, ya sudah sekarang kita tidur dulu yuk, nanti kita harus bangun pagi-pagi…met bobo anakku, jangan lupa baca doa tidur ya …”

“Baik buu, Met malam Ibu, met istirahat…mmuuaahh…cik…cik…cik…”

“Pok…pok…pok…petokk…”

***

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagikaan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A’raaf [7] : 179)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar