Kamis, 02 Mei 2013

Relativitas Keju

Setelah bepergian jauh, Nasrudin kembali ke rumah. Istrinyapun menyambut dengan gembira,


"Aku punya sepotong keju untukmu," kata istrinya.

"Alhamdulillah," puji Nasrudin, "Aku suka keju. Keju itu baik untuk kesehatan perut."

Tidak lama Nasrudin pergi lagi. Ketika ia kembali, istrinya menyambutnya dengan gembira juga.

"Adakah keju untukku ?" tanya Nasrudin.

"Tidak ada lagi," kata istrinya.


Kata Nasrudin, "Yah, tidak apa-apa. Lagipula keju itu tidak baik bagi kesehatan gigi."

"Jadi mana yang benar ?" kata istri Nasrudin bertanya-tanya, "Keju itu baik untuk perut atau tidak baik untuk gigi ?"

"Itu tergantung," sambut Nasrudin, "Tergantung apakah kejunya ada atau tidak."



Source: Dari Berbagai Sumber


Powered by Zoundry Raven

Jangan Terlalu Dalam

Telah berulang kali Nasrudin Hoja mendatangi seorang hakim untuk mengurus suatu perjanjian. Hakim di desanya selalu saja mengatakan tidak punya waktu untuk menandatangani perjanjian itu. Keadaan ini selalu berulang sehingga Nasrudin menyimpulkan bahwa si hakim minta disogok.

Tapi - kita tahu - menyogok itu diharamkan. Maka Nasrudin memutuskan untuk melemparkan keputusan ke si hakim sendiri. Nasrudinpun menyiapkan sebuah gentong. Gentong itu diisinya dengan tahi sapi hingga hampir penuh.

Kemudian di atasnya, Nasrudin mengoleskan mentega beberapa sentimeter tebalnya. Lalu gentong itu dibawanya ke hadapan Pak Hakim. Saat itu juga Pak Hakim langsung tidak sibuk, dan punya waktu untuk membubuhi tanda tangan pada perjanjian Nasrudin.

Nasrudin kemudian bertanya, "Tuan, apakah pantas Tuan Hakim mengambil gentong mentega itu sebagai ganti tanda tangan Tuan ?"

Hakim tersenyum lebar. "Ah, kau jangan terlalu dalam memikirkannya." Ia mencuil sedikit mentega dan mencicipinya. "Wah, enak benar mentega ini!"

"Yah," jawab Nasrudin, "Sesuai ucapan Tuan sendiri, jangan terlalu dalam." Dan berlalulah Nasrudin.
Powered by Zoundry Raven

Rabu, 01 Mei 2013

Nasihat Darwis Untuk Raja Zalim

Sa'di bercerita; Alkisah, Seorang raja yang zalim berkenan memanggil seorang darwis ke istananya untuk memberi nasihat. Ketika sufi itu datang, Raja Zalim berkata, "Berikan aku nasihat. Amal apa yang paling utama untuk aku lakukan sebagai bekalku ke akhirat nanti?"

Sang darwis menjawab, "Amal terbaik untuk baginda adalah tidur." Raja itu kehairanan, "Mengapa?" "Karena ketika tidur," jawab sufi itu, "baginda berhenti menzalimi rakyat. Ketika baginda tidur, rakyat dapat beristirahat dari kezaliman."

Powered by Zoundry Raven

Semut dan Capung

Seekor semut yang pikirannya tersusun dalam rencana teratur, sedang mencari-cari madu ketika seekor capung hinggap menghisap madu dari bunga itu. Capung itu melesat pergi untuk kemudian datang kembali. Kali ini Si Semut berkata, "Kau ini hidup tanpa usaha, dan kau tak punya rencana. Karena kau tak punya tujuan nyata ataupun kira-kira, apa pula ciri utama hidupmu dan kapan pula berakhir?"

Kata Si Capung, "Aku bahagia, dan aku mencari kesenangan, ini jelas ada dan nyata. Tujuanku adalah tanpa tujuan. Kau boleh merencanakan sekehendakmu; kau tak bisa meyakinkanku bahwa ada yang lebih berharga daripada yang kulakukan ini. Kaulaksanakan saja rencanamu, dan aku rencanaku."

Semut berpikir, "Yang tampak padaku ternyata tak tampak olehnya. Ia tahu apa yang terjadi pada semut. Aku tahu apa yang terjadi pada capung. Ia laksanakan rencananya, aku laksanakan rencanaku." Dan semutpun berlalu, sebab ia telah memberikan teguran sebaik-baiknya dalam masalah itu.

Beberapa waktu sesudah itu, mereka pun bertemu lagi. Si Semut menemukan kedai tukang daging, dan ia berdiri di bawah meja tumpuan daging dengan bijaksana, menunggu saja apa yang mungkin datang padanya.Si Capung, yang melihat daging merah dari atas, menukik dan hinggap diatasnya. Pada saat itu pula, parang tukang daging berayun dan membelah capung itu menjadi dua.

Separoh tubuhnya jatuh di lantai dekat kaki semut itu. Sambil menangkap bangkai itu dan mulai menyeretnya ke sarang, semut itu berkata kepada dirinya sendiri. "Rencananya tamat sudah, dan rencanaku terus berjalan. Ia laksanakan rencananya -sudah berakhir, Aku laksanakan rencanaku -mulai berputar.

Kebanggaan tampaknya penting, tapi nyatanya hanya sementara. Hidup memakan, berakhir dengan dimakan. Ketika aku katakan hal ini, yang mungkin dipikirkannya adalah bahwa aku suka merusak kesenangan orang lain."

--------------------

K I S A H - K I S A H S U F I

Kumpulan kisah nasehat para guru sufi selama seribu tahun yang lampau oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)
Penerbit: Pustaka Firdaus, 1984

Powered by Zoundry Raven

Isa dan Orang Bimbang

Diceritakan oleh Sang Guru Jalaludin Rumi dan yang lain-lain, pada suatu hari Isa, putra Mariam, berjalan-jalan di padang pasir dekat Baitulmukadis bersama-sama sekelompok orang yang masih suka mementingkan diri sendiri.

Mereka meminta dengan sangat agar Isa memberitahukan kepada mereka Kata Rahasia yang telah dipergunakannya untuk menghidupkan orang mati. Isa berkata, "Kalau kukatakan itu padamu, kau pasti menyalahgunakannya."

Mereka berkata, "Kami sudah siap dan sesuai untuk pengetahuan semacam itu; tambahan lagi, hal itu akan menambah keyakinan kami."

"Kalian tak memahami apa yang kalian minta," katanya -tetapi akhirnya diberitahukannya juga Kata Rahasia itu.

Segera setelah sudah diajarkan kata rahasia, orang-orang tersebut berjalan di suatu tempat yang terlantar dan mereka melihat seonggok tulang yang sudah memutih. "Mari kita uji keampuhan Kata itu," kata mereka, Dan diucapkanlah Kata itu.

Begitu Kata diucapkan, tulang-tulang itupun segera terbungkus daging dan menjelma menjadi seekor binatang liar yang kelaparan, yang kemudian merobek-robek mereka sampai menjadi serpih-serpih daging. Mereka yang dianugerahi nalar akan mengerti. Mereka yang nalarnya terbatas bisa belajar melalui kisah ini.

Catatan:
Isa dalam kisah ini adalah Yesus, putra Maria. Kisah ini mengandung gagasan yang sama dengan yang ada dalam Magang Sihir, dan juga muncul dalam karya Rumi, di samping selalu muncul dalam dongeng-dongeng lisan para darwis tentang Yesus.

Jumlah dongeng semacam itu banyak sekali. Yang sering disebut-sebut sebagai tokoh yang suka mengulang-ngulang kisah ini adalah salah seorang di antara yang berhak menyandang sebutan Sufi, Jabir putra al-Hayan, yang dalam bahasa Latin di sebut Geber, yang juga penemu alkimia Kristen.
Ia meninggal sekitar 790. Aslinya ia orang Sabia, menurut para pengarang Barat, ia membuat penemuan-penemuan kimia penting.

--------------------
K I S A H - K I S A H S U F I
Kumpulan kisah nasehat para guru sufi selama seribu tahun yang lampau oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)


Penerbit: Pustaka Firdaus, 1984

Powered by Zoundry Raven

Kepala Ikan untuk Sang Nelayan

Seorang nelayan salih di Tunisia tinggal di sebuah gubuk yang sederhana dari tanah liat. Setiap hari ia melayarkan perahunya untuk menangkap ikan. Setiap hari, ia terbiasa menyerahkan seluruh hasil tangkapannya pada orang-orang miskin dan hanya menyisakan sepotong kepala ikan untuk ia rebus sebagai makan malamnya.

Nelayan itu lalu berguru kepada syaikh besar sufi, Ibn Arabi. Seiring dengan berlalunya waktu, ia pun menjadi seorang syaikh seperti gurunya.

Suatu saat, salah seorang murid sang nelayan akan mengadakan perjalanan ke Spanyol. Nelayan itu memintanya untuk mengunjungi Syaikhul Akbar, Ibn Arabi. Nelayan itu berpesan agar dimintakan nasihat bagi dirinya. Ia merasakan kebuntuan dalam jiwanya.

Pergilah murid itu ke kota kediaman Ibn Arabi. Kepada penduduk setempat, ia menanyakan tempat tinggal sang syaikh. Orang-orang menunjukkan kepadanya sebuah puri indah bagai istana yang berdiri di puncak suatu bukit. "Itulah rumah Syaikh," ujar mereka.

Murid itu amat terkejut. Ia berfikir betapa amat duniawinya Ibn Arabi dibandingkan dengan gurunya sendiri, yang tak lebih dari seorang nelayan sederhana.

Dengan penuh keraguan, ia pun pergi mengunjungi rumah mewah yang ditunjukkan. Sepanjang perjalanan ia melewati ladang-ladang yang subur, jalanan yang bersih, dan kumpulan sapi, domba, dan kambing. Setiap kali ia bertanya kepada orang yang dijumpainya, selalu ia memperoleh jawaban bahwa pemilik dari semua ladang, lahan, dan ternak itu tak lain ialah Ibn Arabi. Tak henti-hentinya ia bertanya kepada diri sendiri, bagaimana mungkin seorang materialistik seperti itu boleh menjadi seorang guru sufi.

Ketika tiba ia di puri tersebut, apa yang paling ditakutinya terbukti. Kekayaan dan kemewahan yang disaksikannya di rumah sang syaikh tak pernah ia bayangkan, bahkan dalam mimpinya. Dinding rumah itu terbuat dari marmer, seluruh permukaan lantainya ditutupi oleh karpet-karpet mahal. Para pelayannya mengenakan pakaian dari sutra. Baju mereka lebih indah dari apa yang dipakai oleh orang terkaya di kampung halamannya.

Murid itu meminta untuk bertemu dengan sang syaikh. Pelayan menjawab bahwa Syaikh Ibn Arabi sedang mengunjungi khalifah dan akan segera kembali. Tak lama kemudian, ia menyaksikan sebuah arak-arakan mendekati puri tersebut. Pertama muncul pasukan pengawal kehormatan yang terdiri dari tentara khalifah, lengkap dengan perisai dan senjata yang berkilauan, mengendarai kuda-kuda arabia yang gagah. Lalu muncullah Ibn Arabi dengan pakaian sutra yang teramat indah, lengkap dengan surban yang lazim dipakai para sultan.

Si murid lalu dibawa menghadap Ibn Arabi. Para pelayan yang terdiri dari para pemuda tampan dan gadis cantik membawakan kue-kue dan minuman. Murid itu pun menyampaikan pesan dari gurunya. Ia menjadi tambah terkejut dan geram ketika Ibn Arabi mengatakan kepadanya, "Katakanlah pada gurumu, masalahnya adalah ia masih terlalu terikat kepada dunia."

Tatkala murid itu kembali ke kampungnya, guru nelayan itu dengan antusias menanyakan apakah ia sempat bertemu dengan syaikh besar itu. Dipenuhi keraguan, murid itu mengaku bahwa ia memang telah menemuinya. "Lalu," tanya nelayan itu, "apakah ia menitipkan kepadamu suatu nasihat bagiku?"

Pada awalnya, si murid enggan mengulangi nasihat dari Ibn Arabi. Ia merasa amat tak pantas mengingat betapa berkecukupannya ia lihat kehidupan Ibn Arabi dan betapa berkekurangannya kehidupan gurunya sendiri.

Namun karena guru itu terus memaksanya, akhirnya murid itu pun bercerita tentang apa yang dikatakan oleh Ibn Arabi. Mendengar itu semua, nelayan itu berurai air mata. Muridnya tambah kehairanan, bagaimana mungkin Ibn Arabi yang hidup sedemikian mewah, berani menasihati gurunya bahwa ia terlalu terikat kepada dunia.

"Dia benar," jawab sang nelayan, "ia benar-benar tak peduli dengan semua yang ada padanya. Sedangkan aku, setiap malam ketika aku menyantap kepala ikan, selalu aku berharap seandainya saja itu seekor ikan yang utuh.

Powered by Zoundry Raven

Kisah Sufi: Seorang Sufi, pemabuk dan Kalajengking

Suatu hari, Dzunnun Al-Mishri hendak mencuci pakaian di tepi sungai Nil. Tiba-tiba ia melihat seekor kalajengking yang sangat besar. Binatang itu mendekati dirinya dan segera akan menyengatnya.

Dihinggapi rasa cemas, Dzunnun memohon perlindungan kepada Allah swt agar terhindar dari cengkeraman hewan itu. Ketika itu pula, kalajengking itu membelok dan berjalan cepat menyusuri tepian sungai.

Dzunnun pun mengikuti di belakangnya. Tidak lama setelah itu, si kalajengking terus berjalan mendatangi pohon yang rindang dan berdaun banyak. Di bawahnya, berbaring seorang pemuda yang sedang dalam keadaan mabuk. Si kalajengking datang mendekati pemuda itu. Dzunnun merasa khawatir kalau-kalau kalajengking itu akan membunuh pemuda mabuk itu.

Dzunnun semakin terkejut ketika melihat di dekat pemuda itu terdapat seekor ular besar yang hendak menyerang pemuda itu pula. Akan tetapi yang terjadi kemudian adalah di luar dugaan Dzunnun. Tiba-tiba kalajengking itu berkelahi melawan ular dan menyengat kepalanya. Ular itu pun tergeletak tak berkutik.

Sesudah itu, kalajengking kembali ke sungai meninggalkan pemuda mabuk di bawah pohon. Dzunnun duduk di sisi pemuda itu dan melantunkan syair, Wahai orang yang sedang terlelap, ketahuilah, Yang Maha Agung selalu menjaga dari setiap kekejian yang menimbulkan kesesatan. Mengapa si pemilik mata boleh sampai tertidur? Padahal mata itu dapat mendatangkan berbagai kenikmatan

Pemuda mabuk itu mendengar syair Dzunnun dan bangun dengan terperanjat kaget. Segera Dzunnun menceritakan kepadanya segala yang telah terjadi.

Setelah mendengar penjelasan Dzunnun, pemuda itu sadar. Betapa kasih sayang Allah sangat besar kepada hambanya. Bahkan kepada seorang pemabuk seperti dirinya, Allah masih memberikan perlindungan dan penjagaan-Nya.

Powered by Zoundry Raven

DOA BISA BERBAHAYA

Inilah cerita yang sangat disukai oleh Guru Sufi Sa'di dari Shiraz:

Salah seorang sahabatku senang sekali karena isterinya mengandung. Ia ingin sekali mendapatkan anak laki-laki. Tak henti-hentinya ia berdoa kepada Tuhan dan menjanjikan berbagai kaul dengan ujud itu.

Maka terjadilah, bahwa isterinya melahirkan seorang anak laki-laki. Sahabatku bergembira sekali dan mengundang seluruh penduduk kampung untuk merayakan pesta syukur.

Bertahun-tahun kemudian, sekembaliku dari Mekah, aku melewati kampung sahabatku itu. Aku diberitahu bahwa ia dipenjara.

'Mengapa? Apa kesalahannya?' tanyaku.

Tetangganya berkata: 'Anaknya mabuk, membunuh orang, kemudian melarikan diri. Maka ayahnya lalu ditangkap dan dipenjarakan.'

Meminta kepada Tuhan dengan tekun apa yang kita inginkan merupakan perbuatan yang patut dipuji.

Tetapi doa seperti itu juga amat berbahaya.

(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)

Powered by Zoundry Raven

Kisah Sufi: Darwis yang Mengetuk Pintu

Seorang darwis mengetuk pintu sebuah rumah, meminta sepotong roti untuk ia makan. Roti kering atau roti basah, tak menjadi soal.

"Ini bukan Toko Roti." jawab pemilik rumah dengan ketus.

"Kalau begitu, apakah kau memiliki sedikit daging?" darwis itu masih memohon.

"Memangnya rumah ini kelihatan seperti Tempat Jagal?"

"Dapatkah kuminta sedikit tepung?"

"Memangnya kau dengar suara penggilingan dari rumah ini?"

"Kalau begitu, seteguk air saja…."

"Di sini tidak ada sumur!"

Apa pun yang diminta oleh darwis itu, selalu dijawab oleh pemilik rumah dengan ucapan yang melecehkan. Ia tak mau memberi apa pun untuk darwis itu.

Akhirnya darwis itu berlari masuk ke dalam rumah, mengangkat jubahnya, dan berjongkok seolah-olah hendak membuang hajat.

"Hey, hey! Apa yang kau lakukan?" teriak sang pemilik rumah keheranan.

"Diam kau, orang yang menyedihkan! Tempat kosong seperti ini hanya pantas untuk menjadi tempat buang hajat. Karena tak ada seorang pun atau apa pun yang ada di sini, tempat ini harus diberi pupuk agar menjadi subur."

Darwis itu lalu berkata, "Jika kau burung, jenis apa kau? Kau bukanlah elang yang dilatih untuk menjadi peliharaan bangsawan. Bukan pula Merak yang memesona setiap yang memandangnya. Bukan pula Kakaktua yang berkisah lucu. Dan bukan pula Kutilang yang bernyanyi kasmaran.

"Kau bukan Hudhud yang membawa pesan untuk Sulaiman, atau Bangau yang membangun sarang di tepi tebing.

"Apakah kau ini? Kau spesies tak dikenal. Kau berdalih dan bercanda untuk mempertahankan harta milikmu. Kau telah melupakan Dia Yang tak peduli akan harta benda, Yang tak mengambil keuntungan dari setiap hubungan-Nya dengan manusia…."

Powered by Zoundry Raven

MENGUBAH DUNIA DENGAN MENGUBAH DIRIKU.

Sufi Bayazid bercerita tentang dirinya seperti berikut ini: 'Waktu masih muda, aku ini revolusioner dan aku selalu berdoa: Tuhan, berilah aku kekuatan untuk mengubah dunia!'

'Ketika aku sudah separuh baya dan sadar bahwa setengah hidupku sudah lewat tanpa mengubah satu orang pun, aku mengubah doaku menjadi: 'Tuhan, berilah aku rahmat untuk mengubah semua orang yang berhubungan denganku: keluarga dan kawan-kawanku, dan aku akan merasa puas.'

'Sekarang ketika aku sudah menjadi tua dan saat kematianku sudah dekat, aku mulai melihat betapa bodohnya aku. Doaku satu-satunya sekarang adalah: 'Tuhan, berilah aku rahmat untuk mengubah diriku sendiri.' Seandainya sejak semula aku berdoa begitu, maka aku tidak begitu menyia-nyiakan hidupku!'

Setiap orang berpikir mau mengubah umat manusia. Hampir tak seorang pun berpikir bagaimana mengubah dirinya.

(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)

Powered by Zoundry Raven

Membakar Diri Demi Dia

Salah satu tokoh sufi terbesar, Fariduddin Attar, bercerita; Pada suatu malam, sekelompok laron berkumpul bersama. Mereka bercerita tentang kerinduan yang menyiksa; keinginan untuk bergabung dengan cahaya sebuah lilin. Semua berkata, "Kita harus temukan seekor laron yang dapat menceritakan lilin yang amat kita dambakan itu."

Salah seekor laron lalu pergi ke sebuah puri dan melihat seberkas cahaya lilin di dalamnya. Ia kembali dan bercerita tentang apa yang ia telah lihat. Tapi seekor laron yang bijak, pemimpin kelompok itu, hanya berkata, "Ia tak punya berita yang sesungguhnya tentang lilin itu." Seekor laron yang lain pergi menuju puri itu dan terbang mendekati cahaya lilin, bergerak ke arahnya, dan menyentuh sedikit nyala api dengan sayapnya. Setelah itu, ia kembali ke kelompoknya dan menjelaskan tentang penyatuan dirinya dengan lilin itu. Tapi si laron bijak lalu berkata lagi, "Penjelasanmu tak lebih berarti dari penjelasan laron sebelum kamu."

Laron ketiga bangkit, dan melemparkan dirinya ke arah nyala lilin. Ia mendorong dirinya ke depan lilin dan mengarahkan sungutnya kepada api. Begitu seluruh tubuhnya dilalap api, tubuhnya menjadi merah menyala seperti api itu sendiri. Si laron bijak memandang dari kejauhan dan melihat bahwa lilin itu telah menerima seekor laron tadi sebagai bagian dari dirinya dan memberikan kepada laron itu cahayanya. Si laron bijak berkata, "Seekor laron itu telah mengetahui apa yang ia capai. Sesuatu yang takkan diketahui laron-laron lainnya."

Attar menutup kisah ini dengan berkata: Sebenarnya, hanya orang yang telah meninggalkan pengetahuan akan keberadaan dirinya, yang dapat memiliki pengetahuan akan eksistensi Sang Tercinta. Selama kau masih memperdulikan jiwa dan ragamu, bagaimana kau mampu mengenal Dia yang kau cinta?

Powered by Zoundry Raven

Kucing dan Daging Kambing

Rumi bercerita; Alkisah, hiduplah seorang istri yang amat licik. Ia selalu menghabiskan setiap makanan yang dibawa oleh suaminya pulang, dan berbohong tentang hal itu.

Suatu saat, suaminya pulang dengan membawa daging kambing untuk dihidangkan kepada tamunya yang akan tiba. Suami itu telah bekerja selama dua ratus hari untuk boleh membeli daging mahal tersebut.

Ketika suaminya tidak di tempat, istri yang rakus itu segera memotong daging dan memasaknya menjadi kebab (sebuah hidangan khas Timur Tengah, -red.) Dan ia makan semua masakan itu, diselingi dengan minum anggur.

Suaminya datang ke rumah bersama tamu yang dijemputnya. "Daging itu dimakan kucing," istrinya berbohong, "kalau kau masih punya wang, belilah lagi."

Sang suami lalu meminta pelayan untuk membawakan timbangan dan kucing yang dituduh itu. Berat kucing itu adalah tiga kilogram. "Daging kambing itu beratnya tiga kilogram dan satu ons," ujar suami itu sambil menggendong kucing, "kalau benda ini adalah kucing, lalu di mana daging kambingnya? Kalau benda ini adalah daging kambing, lalu di mana kucingnya? Carilah mana kucing itu, atau mana daging kambing itu!"

Rumi menutup cerita itu dengan menulis: Jika kau memiliki raga, lalu di mana ruhnya? Jka kau memiliki ruh, lalu di mana raganya?

Powered by Zoundry Raven

KISAH SUFI: SI TOLOL DAN UNTA YANG SEDANG MAKAN RUMPUT

Seorang Tolol memperhatikan seekor unta yang sedang makan rumput. Katanya kepada binatang itu, "Tampangmu mencong. Kenapa begitu?"

Unta menjawab, "Dalam menilai kesan yang timbul, kau mengaitkan kesalahan dengan hal yang mewujudkan bentuk. Hati-hatilah terhadap hal itu! Jangan menganggap wajahku yang buruk sebagai suatu kesalahan. Pergi kau menjauh dariku, ambil jalan lintas. Tampangku mengandung arti tertentu, punya alasan tertentu. Busur memerlukan yang lurus dan yang bengkok, pegangannya dan talinya."Orang tolol, enyahlah: "Pemahaman keledai sesuai dengan sifat keledai."

Catatan:
Maulana Majdud, yang dikenal sebagai Hakim Sanai, Sang Bijak Yang Gilang Gemilang dari Ghaznas menghasilkan banyak karangan mengenai tak bisa dipercayanya kesan subyektif dan penilaian bersyarat. Salah satu petuahnya adalah, "Pada cermin rusak dalam fikiranmu, bidadari bisa tampak mempunyai wajah setan."
Kisah perumpamaan itu dipetik dari Taman Kebenaran yang Berpagar, yang ditulis sekitar tahun 1130.

Powered by Zoundry Raven

KISAH SUFI: PENYELAMATAN DIRI SENDIRI

Sudahkah engkau dengar cerita yang disampaikan oleh guru kami yang tidak tertandingi, Maulana ar-Rumi? Inilah salah satunya:

Ada seorang laki-laki yang memiliki beberapa ekor ternak dan ketika ia mendengar bahwa Musa mengerti bahasa binatang, ia membujuknya untuk mengajarkannya.

Berbekal pengetahuan ini ia mendengarkan apa yang dikatakan binatang ternaknya.

Si ayam jantan berkata pada anjing, bahwa si kuda akan segera mati, dan laki-laki itu mengerti. Maka dia menjual kudanya sebelum ia menderita kerugian.

Beberapa waktu berselang, lagi-lagi ia menggunakan pengetahuannya, ia mendengar ayam jantan berkata kepada anjing, bahwa bagal tidak lama lagi akan mati, maka ia pun menjualnya, untuk menghindari kerugian.

Ayam jantan selanjutnya berkata bahwa budak dari laki-laki tersebut akan meninggal. Laki-laki tersebut dengan senang menjual si budak, untuk mengamankan uangnya sendiri. Ia sangat puas dengan dirinya sendiri dan menganggap hal ini sebagai nilai pengetahuan untuk menolong manusia dalam persoalan sehari-hari.

Sekarang orang itu mendengar ayam jantan berkata kepada anjing, bahwa dirinya (laki-laki tersebut) akan mati. Dengan panik dia pergi ke Musa, meminta nasihatnya mengenai apa yang dilakukan.

Musa berkata, "Engkau dapat pergi dan menjual dirimu sendiri sekarang."

Mengambil perhatian dari pelajaran ini, bahwa pengetahuan bagaimana melihat kemampuan khusus orang lain, tidak berarti sesuai dengan kebutuhan sebenarnya - dirinya sndiri.

(Anis Ahmad ibnu al-Alawi)

Powered by Zoundry Raven

Senin, 29 April 2013

Membuka Kebohongan Tentang Awan Yang Berdoa






Inilah foto asli awan yang menyerupai orang berdoa ketika Ust. Jefri dimakamkan. Kebohongan foto awan yang menyerupai orang berdoa, ketika Ust.Jefri dimakamkan:
 
1. Pertama kali foto ini dishare di Kaskus pada tanggal 2 April 2013, sedangkan Ust. Jefri meninggal pada tanggal 26 April 2013;
 
2. Awan yang berwarna kuning keemasan hanya terjadi ketika matahari tenggelam, yaitu sekitar pukul 17.30 - 18.10 WIB, sedangkan Ust. Jefri dimakamkan setelah usai Shalat Jum'at, yaitu sekitar pukul 14.00 WIB;

3. Ust. Jefri dimakamkan pukul 14.00 artinya saat pemakaman masih siang, jadi mungkinkah jam 2 siang ada awan yang berwarna kuning keemasan?

Semoga Allah menerima amal shalih Ust. Jefri yang dilakukanya dengan ikhlas dan ittiba kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam dan semoga Allah mengampuni setiap kesalahanya..

Tak bermaksud merasa benar sendiri, tak hendak bangga dengan kelompoknya, akan tetapi fenomena seperti ini memang sangat mudah berkembang dan beranak pinak di masyarakat kita. Tak bisa dipungkiri fenomena aneh dan sedikit ganjil seperti ini akan sangat laku, bahkan akan laris jikapun harus dipasarkan.

Sebagian masyarakat seringkali mengaitkan peristiwa aneh, misalnya awan tersebut, gerhana dan peristiwa ganjil lainnya dengan kejadian-kejadian tertentu, seperti adanya kematian atau kelahiran dan kepercayaan ini dipercaya secara turun temurun, sehingga menjadi keyakinan umum masyarakat. Terlebih, pada malam meninggalnya Ust. Jefri memang juga terjadi gerhana bulan.

Tapi sebentar, mari kita tengok hadits yang datang dari Ibunda, 'Aisyah radhiyallahu 'anha, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda diantara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang, atau lahirnya seseorang. Jika melihat gerhana tersebut, maka berdo'alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah!" [HR. Bukhari no. 1044]

Memang pada saat terjadinya gerhana matahari ketika itu, bertepatan dengan meninggalnya putra Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang bernama Ibrahim.

Dari Al Mughirah bin Syu'bah, beliau berkata, "Di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah terjadi gerhana matahari, ketika hari kematian Ibrahim. Kemudian orang-orang mengatakan, bahwa munculnya gerhana ini karena kematian Ibrahim. Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalat dan berdo'alah!'." [HR. Bukhari no. 1043]

Ibrahim adalah anak dari budak Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang bernama Mariyah Al Qibthiyyah Al Mishriyyah. Ibrahim hidup selama 18 bulan. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak memiliki anak, kecuali dari Khadijah dan budak ini. Tatkala Ibrahim meninggal, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menetaskan air mata dan begitu sedih.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun mengatakan ketika kematian anaknya ini, "Air mata ini mengalir dan hati ini bersedih. Kami tidak mengatakan, kecuali yang diridhai Allah. Sungguh -wahai Ibrahim- karena kepergianmu ini, kami bersedih." [HR. Bukhari no. 1303]

[Lihat Tawdhihul Ahkam min Bulughil Marom, 2/305, Darul Atsar, cetakan pertama, 1425 H]

Maka, betapapun kepergian Ust. Jefri meninggalkan rasa kehilangan yang begitu mendalam bagi masyarakat Indonesia, yang dapat kita lakukan hanyalah mendoakan kebaikan untuk beliau dan tidak melebih-lebihkan, apalagi sampai derajat mengkultuskan. Karena hanya Allah sajalah yang mengetahui hakikat derajat seseorang. Berprasangka baik terhadap sesama muslim, akan menjadi sangat pas dalam menghadapi kejadian seperti ini dan yang semisal, sedang perkara yang ghaib, maka hanya Allahlah yang Maha Mengetahui.

Perlu dan wajib kita ingat, bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti menemui setiap yang bernyawa. Kematian akan datang menemui setiap yang bernyawa tanpa pandang bulu, tanpa memberi tahu terlebih dahulu dan tanpa terduga. Kapanpun, dimanapun, seperti apapun keadaannya... Maka, waspadalah dan bersiaplah, waspadalah dan bersiaplah..!!

Info Dunia Militer Fans Page

Powered by Zoundry Raven

Kamis, 18 April 2013

Injil Berusia 1500 Tahun Ditemukan di Turki


Sebuah kitab Injil berusia 1.500 tahun yang lalu yang menyatakan bahwa Yesus menubuatkan kedatangan Nabi Muhammad ke Bumi, telah menarik perhatian Vatikan pekan ini.

Paus Benediktus XVI dilaporkan telah diminta untuk melihat kitab tersebut, yang telah tersembunyi di Turki selama 12 tahun terakhir, menurut laporan Daily Mail.

Injil yang dilaporkan bernilai $ 22juta, dilaporkan berisi prediksi Yesus akan datangnya Nabi Muhammad, menteri pariwisata dan budaya Turki Ertugrul Gunay mengatakan kepada surat kabar Inggris.

"Sejalan dengan keyakinan Islam, Injil yang ditemukan ini memperlakukan Yesus sebagai manusia dan bukan Tuhan. Injil ini menolak ide dari Tritunggal Kudus dan Penyaliban dan mengungkapkan bahwa Yesus meramalkan kedatangan Nabi Muhammad," lapor Daily mail.

"Dalam satu versi Injil tersebut, Yesus mengatakan kepada para muridnya: "Bagaimana Mesias disebut? Muhammad adalah namanya yang diberkati."

"Dan di tempat lain, Yesus menyangkal menjadi Mesias, mengklaim bahwa ia akan menjadi Ismail, istilah yang digunakan untuk orang Arab," tambah surat kabar itu.

Menurut laporan tersebut, umat Islam mengklaim teks, yang banyak dikatakan adalah Injil Barnabas, adalah tambahan dari kitab-kitab Injil yang sudah ada yaitu Markus, Matius, Lukas dan Yohanes.

St Barnabas secara tradisional diidentifikasi sebagai pendiri Gereja Siprus, seorang Kristen awal yang kemudian menjadi rasul. Gunay mengatakan bahwa Vatikan telah secara resmi diminta untuk melihat injil tersebut, yang Turki temukan selama operasi anti-penyelundupan polisi pada
tahun 2000.

Skeptisisme atas keaslian naskah tulisan tangan kuno ini mulai bermunculan. Pendeta Protestan Ihsan Ozbek mengatakan versi Injil tersebut dikatakan berasal dari abad kelima atau keenam, sementara St Barnabas hidup pada abad pertama sebagai salah satu Rasul Yesus.

"Salinan di Ankara mungkin telah ditulis oleh salah satu pengikut St Barnabas," katanya kepada surat kabar Today Zaman. Tapi kecurigaan sebenarnya segera dapat diselesaikan dengan mudah.

Usia sebenarnya dari Injil bisa segera ditentukan oleh penelitian ilmiah, profesor teologi Turki Ă–mer Faruk Harman mengatakan kepada Daily Mail, untuk mengklarifikasi apakah itu ditulis oleh St Barnabas sendiri atau pengikutnya.

Source: Berbagai media