Kamis, 02 Mei 2013

Relativitas Keju

Setelah bepergian jauh, Nasrudin kembali ke rumah. Istrinyapun menyambut dengan gembira,


"Aku punya sepotong keju untukmu," kata istrinya.

"Alhamdulillah," puji Nasrudin, "Aku suka keju. Keju itu baik untuk kesehatan perut."

Tidak lama Nasrudin pergi lagi. Ketika ia kembali, istrinya menyambutnya dengan gembira juga.

"Adakah keju untukku ?" tanya Nasrudin.

"Tidak ada lagi," kata istrinya.


Kata Nasrudin, "Yah, tidak apa-apa. Lagipula keju itu tidak baik bagi kesehatan gigi."

"Jadi mana yang benar ?" kata istri Nasrudin bertanya-tanya, "Keju itu baik untuk perut atau tidak baik untuk gigi ?"

"Itu tergantung," sambut Nasrudin, "Tergantung apakah kejunya ada atau tidak."



Source: Dari Berbagai Sumber


Powered by Zoundry Raven

Jangan Terlalu Dalam

Telah berulang kali Nasrudin Hoja mendatangi seorang hakim untuk mengurus suatu perjanjian. Hakim di desanya selalu saja mengatakan tidak punya waktu untuk menandatangani perjanjian itu. Keadaan ini selalu berulang sehingga Nasrudin menyimpulkan bahwa si hakim minta disogok.

Tapi - kita tahu - menyogok itu diharamkan. Maka Nasrudin memutuskan untuk melemparkan keputusan ke si hakim sendiri. Nasrudinpun menyiapkan sebuah gentong. Gentong itu diisinya dengan tahi sapi hingga hampir penuh.

Kemudian di atasnya, Nasrudin mengoleskan mentega beberapa sentimeter tebalnya. Lalu gentong itu dibawanya ke hadapan Pak Hakim. Saat itu juga Pak Hakim langsung tidak sibuk, dan punya waktu untuk membubuhi tanda tangan pada perjanjian Nasrudin.

Nasrudin kemudian bertanya, "Tuan, apakah pantas Tuan Hakim mengambil gentong mentega itu sebagai ganti tanda tangan Tuan ?"

Hakim tersenyum lebar. "Ah, kau jangan terlalu dalam memikirkannya." Ia mencuil sedikit mentega dan mencicipinya. "Wah, enak benar mentega ini!"

"Yah," jawab Nasrudin, "Sesuai ucapan Tuan sendiri, jangan terlalu dalam." Dan berlalulah Nasrudin.
Powered by Zoundry Raven

Rabu, 01 Mei 2013

Nasihat Darwis Untuk Raja Zalim

Sa'di bercerita; Alkisah, Seorang raja yang zalim berkenan memanggil seorang darwis ke istananya untuk memberi nasihat. Ketika sufi itu datang, Raja Zalim berkata, "Berikan aku nasihat. Amal apa yang paling utama untuk aku lakukan sebagai bekalku ke akhirat nanti?"

Sang darwis menjawab, "Amal terbaik untuk baginda adalah tidur." Raja itu kehairanan, "Mengapa?" "Karena ketika tidur," jawab sufi itu, "baginda berhenti menzalimi rakyat. Ketika baginda tidur, rakyat dapat beristirahat dari kezaliman."

Powered by Zoundry Raven