Jumat, 04 November 2011

Pena adalah Jembatan Pemikiranmu.

Pernahkah anda bermasalah dengan teman hanya karena sepenggal tulisan atw sms..?? Biasanya sih karna salah pengertian.Mungkin mksud dan tujuan kita bukan seperti yg orang lain pikirkan, atw memang sengaja untuk menyulut kemarahan orang yg membacanya, tp itulah yang kadang terjadi di keseharian kita yang tak dapat dipisahkan dari tulis menulis.

Hanya karna kesalahan kecil dalam cara penulisan dan penggunaan kata/baca,malah bikin kita gak enak hati...hadeuh, BT yaah...
Sebuah potongan kalimat yang tak lengkap kadang tak cukup tuk menterjemahkan suatu maksud maupun sebuah pandangan yg ada. Maka itu, suatu maksud atw suatu pandangan akan lebih efektive bila ditulis dengan kata yang tepat maupun cara menulis yang benar, meski hanya penempatan tanda baca,ini bisa sangat berpengaruh akan makna sebuah tulisan..hmm
Dan salah satu yang sering terjadi adalah', Tidak smua orang dapat menulis dengan efektive,baik maupun benar, dan sangat sulit menterjemahkan kata-kata yang ada dikepala dan menuangkannya hingga menjadi sbuah tulisan. Jika sudah begitu,maka yang terjadi adalah,maksud dan tujuan akan menjadi kabur dan apa yang menjadi inti dari yg kita maksud, jadi gak mewakili...capee deeh##
Yupp...tdk mudah memang,..tetapi kita punya kesamaan dalam hal ini,hee...saya sendiri masih agak sulit menterjemahkan kata apa yang ada dikepala hingga menjadi sebuah tulisan yg mewakili diri...hmm.. :)

Oke.. anggaplah ini adalah sebuah masalah biasa yang tidak begitu berpengaruh pada kehidupan kita, toh kita masih punya mulut tuk bicara atw bahasa tubuh atw berbagai cara lainnya jika kita tdk bisa menulis,..
Eitsss..!!! tapi tunggu dulu'..!!
bagi sebagian orang yang mempunyai keahlian dlm menulis adlh sebuah anugrah maupun suatu hal yang sangat berharga sekaligus sgt berbahaya,kok bisaa..?? Yaa dengan keahlian menulis, menulis juga bisa disalurkan menjadi sbuah kreativitas yang dapat menjadikannya sbg pundi2 uang tuk memakmurkan kehidupannya maupun segala kepentingan.

*KEKUATAN PENA SEBAGAI SENJATA.

Tulisan yang hebat juga bisa menjadi senjata yang sgt mematikan bagi sbagian orang yg mempunyai keahlian ini,untuk tujuan baik maupun jahat, Isi dr tulisan jg sangat berpengaruh pada dampak psikologis manusia secara langsung maupun tdk langsung. Tulisan juga mewakili pemikiran dari sang penulis, dan sebuah tulisan sangat mudah untuk menggiring opini masyarakat kearah yang diinginkan dengan kekuatan Media yang mengedepankan cara menulis yg elegan yang masuk dengan logika sang pembaca.

Ada sedikit pepatah dr pekerja Media Dunia yg sudah cukup terkenal''Siapa yang menguasai media ,maka kan menguasai dunia'', termasuk media cetak atw media digital yang memuat berita2 atw informasi yang dapat dikendalikan,tentunya dibelakang mereka juga ada penulis2 yang sangat mumpuni dalam menulis, lalu jika media sdh terkuasai mudah saja mereka melangsungkan maksud atw memutar balikkan fakta sebenarnya sesuai dengan yang diinginkan dan penggunaan katanyapun dibuat mempengaruhi alam bawah sadar kita. ''Kaya hipnotis aje...gak segitunya kalee...hehee..itu menurut pengamatan ane brow...hmm...kita bisa ambil contoh kecil pada Tips2 kesehatan atw tips percintaan, horoskop dll yang ada dimedia online atw cetak, banyak sekali orang yang mempercayai informasi ini dan langsung menerapkannya dalam kehidupannya apa2 saja yang dianjurkan pada media tsb, padahal kebenarannya belum akurat, atw juga cerita cinta yang bisa membuat anak2 Abg atw ibu2 pada menangis, lantas pergi kekamar sambil denger musik melow dan menulis diary sambil peluk bantal lalu berucap, ''Dear Diary...hehee..segitunya amat yah...tp itulah Hipnotis sbuah tulisan..hmm,
Kita juga bisa temui kasus dimana kelompok yang mengkritisi suatu kebijakan suatu aliran maupun pemerintahan, melalui tulisan hingga membuat pihak yang dikritisi menjadi geram dan terjadilah perang opini dan berujung pada perang betulan...Allahu a'lam...

Pena lebih tajam dari pisau,juga lebih runcing dari anak panah, akan sangat berdampak baik maupun buruk jika suatu tulisan dapat mengenai sasaran dengan tepat.
Dengan informasi yang ada disekitar kita yang hampir smuanya dikuasai pihak tertentu, penguasa Media akan sangat mudah melangsungkan segala kepentingannya untuk suatu tujuan,bahkan dengan kekuatan Media, yang berkuasa dapat mengacak-acak stabilitas maupun keamanan suatu negara dengan menuliskan apa saja yang mereka mau, bahkan yang bersifat provokasipun banyak yang sering kita temui(contoh:wikile*k) yg beritanya belum tentu kebenarannya. Tulisan jg dapat merusak pola pikir suatu masyarakat maupun individu,dengan menuliskan idealismenya kedalam tulisan, tak jarang kaum2 muda akhirnya banyak yang tercuci otak, lalu menjadi pemberontak..hmm...

*KEUTAMAAN MENULIS DALAM ASPEK KEHIDUPAN DAN KEILMUAN.

Dalam kehidupan kita,maupun dlm islam, menulis jg mempunyai peran vital dalam urusan muamalah (bermasyarakat), kita senantiasa bersinggungan dengan kepentingan dan hak orang lain. Diantaranya dalam perjanjian, sewa-
menyewa atau transaksi perdagangan
dan lain-lain. Juga kajian tentang dasar-dasar,dokumentasi maupun pembukuan dalam setiap transaksi keuangan,
terutama tentang hutang-piutang.
Dengan hal diatas, di Al-Qur'an tertulis dengan ayat yg cukup panjang yang isinya menganjurkan kita menuliskan segala sesuatu mengenai berbagai hal, sebagaimana disinyalir dalam (QS-Al
Baqarah:282).
Tidak ada yang samar pada pengertian ayat tersebut. Sejak 16 abad silam telah diperintahkan dengan tegas agar umat Islam mempelajari, mengamalkan dan menjaga kebiasaan menulis (membuat
akad perjanjian serta membukukan).

Namun tidak hanya disitu,menulis juga bisa menjadi sebuah karya yang mengagumkan, buah dari terciptanya suatu peradaban maupun penyebaran bidang keilmuan dan merubah cara pandang manusia menurut hukum keilmuan yang diyakini maupun penjelasan yg informative yang tidak dapat hanya mengandalkan otak manusia untuk menampung semua materi keilmuan.
Jika kita melihat sejarah para pendahulu, para alim Ulama, para Imam Besar, yang dapat mengingat beribu-ribu hadist diluar kepala, mereka tetap aktif dalam menuliskan semua yang dapat mereka Hafal atw mengembangkannya menjadi lebih luas dan jelas terinci, hingga sampai saat ini kita dapat menikmati karya2 mereka yang abadi, sumbangsih mereka dalam menulis sangatlah besar sebagai sebuah Karya agung dan Arsip keilmuan untuk digunakan oleh generasi yg jauh berabad-abad setelah generasi mereka.

Adalah Imam Bukhari yang digelari sebagai “Jabal Hifzh” (hafalannya seperti gunung), beliau bangun berkali-kali setiap malam untuk mencatat faedah2. Berkata al-Firabri: “Pada suatu malam saya pernah bersama Muhammad bin Ismail (Bukhari) di rumahnya, saya menghitung dia bangun dan mnyalakan lampu untuk mengingat ilmu dan mencatatnya sebanyak delapan belas kali dalam satu malam”. (Siyar A’lam Nubala’ 12/404)
Imam Syafi’i (204 H) yang namanya tak asing lagi bagi kita, adalah sahabatnya nya al-Humaidi menceritakan bahwa dirinya tatkala di Mesir pernah keluar pada suatu malam, ternyata lampu rumah Syafi’I masih nyala. Tatkala dia naik ternyata dia mendapati kertas dan alat tulis. Dia berkata: ''Apa semua ini wahai Abu Abdillah (Syafi’i)..??
Beliau menjawab: Saya teringat tentang makna suatu hadits dan saya khawatir akan hilang dariku, maka sayapun segara menyalakan lampu dan menulisnya”. (Adab Syafi’i wa Manaqibuhu Ibnu Abi Hatim hal. 44-45)
Ibnu Taimiyah menyelesaikan setiap buku dalam waktu satu minggu. Beliau pernah menulis satu buku penuh dalam satu kali duduk. Dan bukunya telah dijadikan referensi oleh lebih dari 1000 penulis.

Imam Sibawaih menulis buku yang paling besar dalam bidang ilmu nahwu pada usia 30 tahun. Imam Nawawi meninggal pada umur 40 tahun dan telah meninggalkan warisan yang sangat berharga. Ibnu Hajar menulis Fathul Bari dan muqadimah-nya pada usia 30 tahun. Kitab al-Gharib karya Abu Ubaid ditulis pada usia 40 tahun.
Ibnu al-Jauzy telah menulis 1000 judul buku dan satu bukunya ada yang mencapai 10 jilid. Kayu bekas penanya bisa dipakai untuk memanaskan air yang dipakai untuk memandikan jasadnya ketika meninggal.
Ibnu Khaldun mengasingkan diri dalam sebuah benteng. Kemudian beliau menulis sejarahnya dan diterbitkan hingga menjadi jawaban bagi semua orang yang bertanya.
Ibnu Asakir menulis sejarah Damaskus dalamwaktu 60 tahun. Dia tidak melewatkan satu pun orang alim, sastrawan, penyair, orang yang datang dan pergi dari Damaskus kecuali beliau sebutkan dalam bukunya.
As-Sarkasi dipenjara dan mampu menulis kitab al-Mabsuth dalam 30 jilid.
Aq’ad bin al-Atsir juga pernah dipenjara dan mampu menulis Jamiul Ushul wan Nihayah sebanyak 30 jilid.
Dan Ibnu Taimiyah dapat mengarang 30 jilid kitab Majmu Fatawa di dalam penjara. (Dari buku Kunci Sukses karya Dr. Aidh al-Qarni).


Meskipun sangat produktif menulis, ternyata mereka juga ahli ibadah yang tidak tertandingi. Mereka rajin mengerjakan shalat sunah, membaca Al-Qur’an, berdoa, dan berdzikir. Ilmu yang mereka peroleh dan tulisan yang mereka buat, membuat mereka lebih baik lagi dari hari ke hari.
Mereka semakin yakin ketika beribadah karena ilmu telah membimbing mereka, dan tulisan-tulisan merekapun mengingatkan mereka...MasyaAllah...
Ternyata menulis adalah suatu kebiasaan2 para Tokoh2 Besar yang samudra keilmuannya yang tak tertandingi.

Marilah kita asah kemampuan menulis kita agar semakin hari semakin tajam dalam menyampaikan Ilmu yang bermanfaat, setidaknya dengan menulis tentunya kita kan membutuhkan Referensi untuk bahan tulisan kita, dari proses mencari referensi kita kan lebih gemar membaca berbagai sumber keilmuan, dengan semakin banyaknya kita membaca tentunya banyak pula informasi yang akan kita serap ,makin bertambahlah wawasan dan keilmuan kita, dengan keilmuan itu akan kembali menjadi bahan yang akan melahirkan sebuah karya penting entah dimasa datang ataw merupakan suatu ibadah dalam pencarian maupun menyebarkan Ilmu, tentunya dengan MENULIS dalam rangka Ibadah....Allahu a'lam....
Mudah2an bermanfaat...
Wassalam...

Photobucket

Tidak ada komentar:

Posting Komentar